Manfaat Susu sebagai Terapi Kesehatan dan Imun Booster

Senyawa aktif di dalam susu yang telah diteliti

Protein

Susu mengandung dua jenis protein. Yaitu protein yang larut dan yang tidak larut air. Protein larut air susu adalah protein whey. Sedangkan protein tidak larut air susu adalah casein. Casein adalah protein yang paling banyak di dalam susu.

Casein terdiri dari histidin, metionin, dan fenilalanin. Sedangkan protein whey kaya akan asam amino rantai bercabang seperti leusin, isoleusin, dan valin. Protein susu memiliki aktivitas antibakteri, anti-virus, dan antioksidan yang bagus untuk menjaga daya tahan tubuh (Haug dkk., 2007, Severin dan Wenshui, 2005 dalam Pereira, 2014).

Protein Whey susu antara lain β-lactoglobulin, α-lactoalbumin, immunoglobulin, serum albumin, laktoferin, laktoperoksidase, lysozyme, proteose-pepton, dan transferin (Severin dan Wenshui, 2005 dalam Pereira, 2014).

Tiga macam protein whey yaitu laktoferin, laktoperoksidase, dan lysozyme, memiliki aktivitas anti-mikrobia (16-18 Jenssen dan Hancock, 2009, Min dkk., 2005, Sisecioglu dkk., 2010 dalam Pereire, 2014). Selain itu, laktoferin, β-lactoglobulin, dan α-lactoalbumin memiliki aktivitas anti-tumor (Parodi, 2007 dalam Pereira, 2014).

Adanya aktifitas antioksidan pada protein bioaktif seperti β-lactoglobulin dan laktoferin mungkin menjadi cara kerjanya dalam menurunkan resiko penyakit tumor (Mills dkk., 2011, Gonzales, dkk., 2009 dalam Pereira, 2014).

Immunoglobulin membantu melindungi tubuh dari infeksi virus, bakteri, dan parasit. Di sisi lain, casein juga berperan dalam menjaga kesehatan. Ia  memiliki aktivitas antioksidan yang penting untuk menjaga daya tahan tubuh (Fiat dkk., 1993, Zimecki dan Kruzel, 2007 dalam Pereira, 2014).

Casein membantu mengikat mineral kalsium dan fosfor dalam sistem pencernaan (Holt dkk., 2013 dalam Pereira, 2014). Selain itu, kinerja casein juga dibantu oleh laktoferin dalam melindungi tulang. Hal ini disebakan oleh kemampuannya dalam membantu penyerapan zat besi (Mills dkk., 2011, Gonzales, dkk., 2009 dalam Pereira, 2014).

Lemak

Asam lemak jenuh paling banyak ada dalam susu, selanjutnya adalah lemak tak jenuh (polyunsaturated fatty acid dan monounsaturated fatty acid). Asam lemak jenuh susu terdiri dari palmitic acid, myristic acid, dan stearic acid. Lalu, asam lemak rantai pendeknya terdiri dari butyric acid dan caproic acid.

Sedangkan asam lemak tak jenuh pada susu adalah oleic acid dan polyunsaturated fatty acid yaitu asam linoleat dan α-linolenat. Dalam jumlah yang sedikit, susu juga mengandung asam lemak trans yaitu vaccenic acid dan asam lemak linoleat terkonjugasi (conjugated linoleic acid/ CLA) (Lindmark dkk., 2003, Mansson, 2008 dalam Pereira, 2014).

Lemak susu kaya akan triacylglyserol (TAG). Lemak susu juga mengandung diacylglycerol, kolesterol, fosfolipid, dan asam lemak bebas (Mansson, 2008 dalam Pereira, 2014).

Karbohidrat

Gula simpel (laktosa) merupakan karbohidrat utama dalam susu. Laktosa merupakan disakarida yang tersusun dari monosakarida glukosa dan galaktosa.

Vitamin dan mineral

Mineral utama pada susu adalah kalsium (Litle dan Holt, 2004, McGann dkk., 1983 dalam Pereire 2014) dan fosfor (Gaucheron, 2011 dalam Pereire, 2014). Mineral lainnya adalah magnesium (Gaucheron, 2011 dalam Pereire, 2014), zinc (Singh dkk., 1989 dalam Pereire, 2014), dan selenium (IOM, 2012 dalam Pereire, 2014).

Vitamin pada susu terdiri dari vitamin larut lemak dan vitamin larut air. Vitamin larut lemak susu adalah A, D, dan E. Sedangkan vitamin larut air susu adalah vitamin B kompleks dan C (Haug dkk., 2007, Gaucheron, 2011 dalam Pereire, 2014).

Tubuh membutuhkan nutrisi dari mineral dan vitamin pada susu. Misalnya, vitamin A pada susu berperan dalam melindungi mata dan menjaga daya tahan tubuh. Yodiumnya bagus untuk membantu kinerja tiroid. Lalu, vitamin B-kompleksnya berperan dalam meningkatkan produksi energi (Insel dkk., 2003 dalam Pereire, 2014).

2 pemikiran pada “Manfaat Susu sebagai Terapi Kesehatan dan Imun Booster”

    • Iya mas Redika..saya juga setuju. Memang ketika kita semakin lanjut usia metabolisme tubuh tidak lagi sama ketika kita masih muda. Susu untuk lansia biasanya diformulasikan khusus agar kandungan di dalamnya mudah dicerna sehingga nutrisi lebih mudah diserap oleh tubuh.. Selain itu, menurut saya susu lansia sebaiknya rendah akan kadar kalori, kolesterol, lemak, dan gulanya… Agar tubuh tidak mengalami gangguan metabolik..

      Balas

Tinggalkan komentar

error: Maaf Konten Bersifat Original, Hanya untuk Dibaca, Terimakasih !!