Stainless Steel: Food Grade, Tipe, dan Cara Merawatnya

Stainless steel (SS) atau disebut juga dengan logam baja tahan karat adalah bahan berkualias yang biasa digunakan pada peralatan masak. Peralatan masak dari stainless steel lebih disukai karena terdapat lapisan tipis anti korosi dan aman (food grade).

Stainless steel memiliki lapisan tipis anti korosi yang disebut “film oksida” dari kromium (minimal 10.5%) yang menghalangi proses oksidasi besi (Fe). Ketika bertemu oksigen, krom akan teroksidasi dan menghasilkan Kromium(III)Oksida (Cr203). Krom berfungsi meningkatkan ketahanan korosi terhadap oksidasi suhu tinggi. Kemudian Nikel berfungsi untuk meningkatkan ketahanan korosi tegangan dan keuletan.

Kandungan besi dan mangan pada stainless steel tidak tergolong dalam logam berat. Sedangkan krom dan nikel adalah logam berat. Tahukah #sahabatMaw, logam-logam tersebut bersifat toksik atau beracun sehingga berbahaya jika mengkontaminasi makanan dan tanpa sengaja kita konsumsi.

Teliti sebelum membeli peralatan dapur

SahabatMaw, mulailah memperhatikan gaya hidup sehat dari dapur sendiri. Stainless steel yang #sahabatMaw punya di rumah bisa jadi bukan stainless steel yang aman. Stainless steel tidak food grade bisa melepas logam dan mengontaminasi makanan. Bukan makanan yang sehat, malah menjadi racun bagi tubuh.

Pelepasan logam-logam, apa penyebabnya?

Memasak menggunakan garam dan asam sitrat dapat merusak lapisan SS dalam jangka waktu yang panjang. Rusaknya lapisan SS disebabkan oleh lepasnya logam-logam (reaksi degradasi). Misalnya, alat memasak SS 200 dan SS 430 dapat melepaskan logam besi (Fe), nikel (Ni), mangan (Mn), dan krom (Cr) dalam kondisi asam dan basa.

Tingkat sensitifitas SS terhadap kondisi lingkungan (asam, basa, klorida, garam, dan suhu) ini menjadi latar belakang pembagian SS menjadi beberapa kategori yang sesuai dengan komposisi logam-logam penyusunnya.

Tinggalkan komentar

error: Maaf Konten Bersifat Original, Hanya untuk Dibaca, Terimakasih !!