Manfaat Pisang sebagai Terapi Kesehatan

Komposisi buah pisang terdiri dari air, protein, lemak, vitamin, mineral, dan karbohidrat. Kadar kalium dan seratnya yang tinggi sangat bagus untuk kinerja pencernaan dan memperlancar buang air besar (Shaikh, 2015). Ia juga tinggi akan kandungan antioksidannya (flavonoid). Ia sangat dianjurkan untuk orang yang memiliki gangguan lambung, usus, dan arthritis/ peradangan pada sendi (Aurore dkk., 2014).

Tanaman pisang merupakan tanaman yang membuktikan adanya surga. Allah سبحانه و تعالى menjanjikan kenikmatan untuk para penghuni surga, salah satunya adalah pohon pisang dengan buahnya.

“Dan golongan kanan, alangkah bahagianya golongan kanan itu. Berada diantara pohon bidara yang tidak berduri, dan pohon pisang yang bersusun-susun (buahnya), dan naungan yang terbentang luas, dan air yang tercurah.” (QS. Al Waqi’ah Ayat: 27-31)

Dari firman Allah سبحانه و تعالى tersebut, kita dapat mengambil pelajaran, bahwa nikmat hidup di dunia ini tidak seberapa jika dibandingkan dengan nikmat yang ada di surga.

Nikmat di dunia dapat berupa nikmat kesehatan dan spiritual. Gaya hidup sehat adalah salah satu ikhtiar kita agar dapat beribadah dengan lancar. Mungkin saat ini informasi tentang khasiat-khasiat buah pisang di Indonesia sangat diperlukan agar masyarakat mendapatkan nutrisi lebih maksimal. Apabila kebutuhan nutrisi tercukupi, harapannya masyarakat Indonesia semakin produktif baik dalam bekerja maupun beribadah.

Alasan-alasan mengapa buah pisang sangat berkhasiat bagi kesehatan adalah, karena ia mengandung zat-zat aktif sebagai berikut:

  1. Flavonoid: Pisang kaya akan leukosianidin. Leukosianidin berkurang seiring dengan tingkat kematangan pisang.  Ia berperan sebagai antiulserogenik yang dapat melindungi lambung. Leukosianidin adalah senyawa alami yang banyak ditemukan dalam pisang mentah. Ia berkhasiat melindungi mukosa lambung dari terjadinya erosi. Selain itu, quercetin yang terkandung dalam pisang juga dapat melindungi mukosa gastrointestinal. Leukosianidin dan quercetin memiliki aktivitas antioksidan sebagai penangkap radikal bebas (Jannah, 2016). Flavonoid juga memiliki sifat antibakteri. Ekstrak etanol Musa paradisiaca memiliki aktivitas antibakteri. Ia dapat menghambat pertumbuhan bakteri staphylococcus aureus, salmonella typhi, dan eschericia coli (Krishna dkk., 2013 dalam Larasati dkk., 2016).
  2. Dopamin: Ia juga golongan flavonoid yang ditemukan dalam buah pisang (Musa cavendishii). Ia adalah antioksidan yang larut air. Ia berguna untuk melindungi mukosa pada usus dan sebagai neurotransmitter serta prekursor norepinefrin dan epinefrin/ adrenalin (Aurore dkk., 2014).  
  3. Galokatekin: Ia juga golongan flavonoid yang sebagian besar terdapat pada kulit buahnya. Manfaatnya adalah untuk melindungi kesehatan jantung (Aurore dkk., 2014).
  4. Karotenoid: Lutein, alfa-karoten, dan beta-karoten banyak terdapat pada buah pisang yang matang yang membuatnya berwarna kuning hingga orange. Beta-karoten adalah provitamin A (Aurore dkk., 2014).
  5. Polisakarida: Daging pisang yang masih mentah mengandung 70-80% pati (kadar basis kering). Patinya memiliki kandungan glikemik rendah dan sulit dicerna sehingga sangat bagus untuk diet rendah karbo (Aurore dkk., 2014).
  6. Prebiotik: Buah pisang mengandung polisakarida yang bersifat sebagai prebiotik yaitu inulin. Ia tidak dapat dicerna namun sangat bagus untuk sistem pencernaan karena dapat membantu keseimbangan mikroflora dalam usus. Oleh karena itu, ia berpotensi mencegah gangguan pencernaan karena zat toksin dan bakteri berbahaya. Ia juga membantu melancarkan pencernaan, mengabsorpsi nutrisi, dan mencegah diare (Hardisari dan Nur, 2016).
  7. Vitamin B6: Pisang mengandung vitamin B6 yang membantu mengurangi gejala diare, meningkatkan konsentrasi, mengurangi gejala anemia dan insomnia (Nurmin dkk., 2018). Vitamin B6 juga dapat menetralkan asam lambung. Misalnya, pisang ambon (Musa paradisiaca var. sapientum (L.) dan pisang mas (Musa acuminata Colla (AA group) bagus untuk ibu hamil karena kaya akan vitamin B6. Vitamin B6 diperlukan ibu hamil dalam pembentukan haemoglobin dalam sel darah merah (Rohmah dkk., 2017). Selain itu, Vitamin B6 di dalam buah pisang mudah diserap oleh janin melalui rahim (Safitri dkk., 2019).
  8. Vitamin C: Ia dapat membantu meningkatkan sistem imunitas tubuh dan membantu penyerapan zat besi (Safitri dkk., 2019).
  9. Mineral (Natrium, kalium, potassium, mangan, dan zat besi): Natrium dapat membantu mengatur cairan tubuh, tekanan darah, dan keseimbangan asam basa. Kalium dapat menurunkan tekanan darah dan mencegah penyumbatan pembuluh darah (Nurmin dkk., 2018). Zat besinya dapat membantu memproduksi haemoglobin dalam darah dan mencegah anemia (Safitri dkk., 2019).
  10. Pektin: Pektin dan phosphatidylcholine pada pisang muda yang masih hijau dapat menguatkan lapisan mukofosfolipid yang melindungi lambung (Jannah, 2016).
  11. Tanin: Tanin, terpenoid, dan flavonoid dilaporkan memiliki peran sebagai agen gastroprotektif dengan menstimulasi pertumbuhan mukosa lambung (Jannah, 2016). Ia juga memiliki aktivitas antidiabetes (Linawati dan Ariani, 2016).
  12. Saponin: Saponin menunjukkan efek anti-diabetik (Jannah, 2016).
  13. Alkaloid : Ia memiliki sifat antidiabetes (Jannah, 2016).
  14. Triterpenoid dan steroid: Keduanya memiliki sifat antidiabetes (Linawati dan Ariani, 2016).

Manfaat buah pisang sebagai terapi kesehatan:

  1. Mencegah konstipasi/ sembelit: Pisang mengandung senyawa fenolik yang dapat membantu melancarkan sistem pencernaan dan kinerja kolon (Aurore dkk., 2014). Pati resistennya juga berperan membantu mengobati konstipasi (Larasati dkk., 2016).
  2. Melindungi mukosa lambung/ anti-ulserogenik: Berdasarkan beberapa penelitian yang sudah dilakukan, buah pisang dapat menyembuhkan ulkus gaster/ tukak lambung. Zat flavonoid pada buah pisang (leukosianidin dan quercetin) memiliki efek antiulserogenik. Keduanya dapat merangsang pertumbuhan mukosa lambung sehingga mukosa lambung bertambah tebal (Jannah, 2016).
  3. Dapat membantu mengobati diare pada anak-anak usia dibawah 5 tahun: Kandungan pektin pada pisang (dengan tingkat kematangan sedang) bisa menyembuhkan diare. Aktivitas antibakteri dari kandungan flavonoidnya juga dapat mencegah diare (Larasati dkk., 2016). Sedangkan vitamin B6-nya dapat membantu mengurangi gejala diare (Indah dan Anis, 2017). 
  4. Kaya akan serat pangan: Pisang kaya akan serat tidak tercerna (pati resisten) seperti selulosa, hemiselulosa, alfa-glucan. Serat ini dapat mencegah diare, mengobati konstipasi, menunda lapar, menstabilkan gula darah, serta membantu mencegah peradangan dan pertumbuhan sel kanker pada usus (Larasati dkk., 2016).
  5. Bagus untuk ibu hamil: Pisang raja (Musa textilia) adalah jenis pisang yang kaya akan serat. Beberapa manfaatnya untuk ibu hamil adalah melancarkan pencernaan dan buang air besar, serta memiliki efek antasida/ mengurangi asam lambung (Indah dan Anis, 2017). Sedangkan pisang ambon, ia kaya akan kalium. Kandungan kaliumnya dapat membantu memenuhi kebutuhan kalium pada masa kehamilan. Selanjutnya, ada pisang ambon dan pisang mas yang kaya akan vitamin B6. Vitamin B6-nya berperan dalam mengurangi mual pada masa kehamilan trimester pertama, meningkatkan kadar haemoglobin dalam darah (Rohmah dkk., 2017) dan merupakan nutrisi penting untuk janin (Safitri dkk., 2019). Vitamin C pada pisang dapat meningkatkan sistem imunitas tubuh dan penyerapan zat besi. Lalu, kandungan zat besinya dapat meningkatkan kadar Hb dalam darah dan mencegah anemia (Safitri dkk., 2019).
  6. Melancarkan pencernaan dan penyerapan nutrisi dalam tubuh: Prebiotik inulin dalam buah pisang sangat bagus untuk sistem pencernaan.
  7. Mencegah serangan jantung dan stroke: Pisang kepok (Musa paradisiaca (L.) kaya akan kalium yang berkhasiat untuk melindungi jantung. Kaliumnya dapat menurunkan tekanan darah dan mencegah penyumbatan pembuluh darah (Prastyawati, 2008 dalam Nurmin dkk., 2018).
  8. Menurunkan kadar gula darah: Ekstrak etanolik dan fraksi etanol pisang kapas (Musa paradisiaca L.) dapat menurunkan kadar glukosa darah. Penelitian lain menyebutkan bahwa pisang ambon mengandung saponin, tanin, alkaloid, dan flavonoid yang juga berpotensi menurunkan kadar gula darah (Ajani dkk., 2010 dalam Linawati dan Ariani, 2016).

Demikian, alhamdulillah, semoga kita semakin mengerti tentang manfaat buah pisang untuk kesehatan. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum kita ambil manfaatnya. Ternyata, tingkat kematangan dan jenisnya berpengaruh terhadap khasiat yang diperoleh oleh tubuh.

Pisang mentah kaya akan pati resisten, sedangkan pisang yang tingkat kematangannya sedang kaya akan prebiotik, serat pangan, vitamin, mineral, dan antioksidan seperti flavonoid. Lalu, jumlah mereka akan semakin menurun seiring dengan kematangannya. Buah pisang yang masih mentah berkhasiat untuk mengobati diare. Buah pisang yang masih mentah juga kaya akan flavonoid, karotenoid, dan polisakarida yang bagus untuk tubuh karena berperan sebagai antiokasidan (Aurore dkk., 2014). Sedangkan, pisang yang sudah terlalu matang mengandung banyak gula sehingga tidak cocok untuk penderita gula darah tinggi.

Selain tingkat kematangannya, beberapa jenis pisang memiliki khasiat yang lebih unggul dibandingkan jenis pisang lainnya. Misalnya, pisang ambon bagus untuk menurunkan kadar gula darah, pisang kepok bagus untuk menurunkan tekanan darah, dan pisang raja bagus untuk ibu hamil karena dapat meringankan gejala konstipasi/ melancarkan buang air besar dan menurunkan asam lambung. Selain itu, pisang ambon dan pisang mas juga bagus untuk ibu hamil karena kaya akan vitamin B6 yang berpotensi mengurangi mual pada trimester pertama dan meningkatkan kadar Hb darah.

Flavonoid buah pisang adalah komponen yang paling berperan dalam melindungi mukosa lambung, sebagai antioksidan/ mencegah kanker, antibakteri/ mencegah diare dan menstabilkan gula darah. Sedangkan serat pangan dan prebiotiknya sangat berkontribusi dalam menjaga kesehatan pencernaan. Pati resisten pada buah pisang juga berkontribusi dalam menstabilkan gula darah dan mencegah kanker usus. Sedangkan kaliumnya dapat melindungi kesehatan jantung.

Ditulis oleh: Isnaillaila Paramasari (Mawnulis.com)

Daftar Pustaka:

Aurore, G., Fahrasmane, L., dan Parfait, B. 2014. Bananas, a Source of Compounds with Health Properties. Proc. IIIrd IS on Human Health Effects of Fruits and Vegetables Eds.: B: 75-82. (http://researchate.net, diakses 11 Juni 2020).

Hardisari, R., dan Nur, A. 2016. Manfaat Prebiotik Tepung Pisang Kepok  (Musa paradisiaca formatypica) terhadap Pertumbuhan Probiotik Lactobacillus casei secara In Vitro. Jurnal Teknologi Laboratorium. Vol. 5(2): 64-67.

Indah, S., dan Anis, Z. R. 2017. Pengaruh Konsumsi Buah Pisang Raja , Minum Air Mineral, dan Jalan-jalan Pagi terhadap Kejadian Konstipasi pada Ibu Hamil Trimester III di BPS Sunarsih Yudhawati. Jurnal Biomed Science. Vol. 5(1): 13-17.

Jannah, A. I., dan Reni Z. 2016. Pisang (Musa paradisiaca) Sebagai Antiulserogenik Pada Ulkus Gaster Akibat Induksi Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS) . Jurnal Majority. Vol. 5(4): 28-32.

Kasrina dan Anis, Z. Q. 2013. Pisang Buah (Musa Spp): Keragaman Dan Etnobotaninya Pada Masyarakat Di Desa Sri Kuncoro Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah. Prosiding Semirata FMIPA: 33-40. Lampung, 2013: Universitas Lampung.

Larasati, T. A., Hardita, W. A., dan Dewi, I. K. 2016. Aktivitas Musa paradisiaca dalam Terapi Diare Akut pada Anak. Jurnal Kedokteran Unila. Vol. 1(2): 424-427.

Linawati, Y., dan Katherine, J. A. 2016. Efek Pemberian Jus Buah Pisang Ambon (Musa paradisiaca var. sapientum (L.) Kunt.) terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus Jantan Galur Wistar yang Terbebani Glukosa. Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas. Vol. 13(1): 1-6.

Nurmin, Sri, M. S., dan Irwan, S. 2018. Penentuan Kadar Natrium (Na) dan Kalium (K) dalam Buah Pisang Kepok (Musa paradisiaca L.) Berdasarkan Tingkat Kematangannya. Jurnal Akademika Kimia. Vol. 7(3): 115-121.

Rohmah, M., Shanty, N., dan Anggriani, S. 2017. Pengaruh Konsumsi Pisang Ambon (Musa paradisiaca L.) terhadap Penurunan Intensitas Mual Muntah pada Ibu Hamil Trimester I. (http://media.neliti.com, diakses 17 Juni 2020).

Safitri, E. K., Miftahul, M., dan Herliana, R. 2019. Pengaruh Pemberian Buah Pisang Mas terhadap Peningkatan Kadar Hb pada Ibu Hamil Trimester III. The Southeast Asian Journal of Midwifery. Vol. 5(2): 50-54.

Shaikh, M. 2015. Quranic Food: Diet Sehat dengan Makanan dan Minuman dalam Al-Qur’an. Jakarta: Republika Penerbit

4 pemikiran pada “Manfaat Pisang sebagai Terapi Kesehatan”

  1. wah artikelnya menarik Mbak.. apakah pisang yang berbiji macam jenis pisang jaman kita kecil tidak lebih bernutrisi dibanding pisang tanpa biji jaman kekinian ya? soalnya kok makin lama pisang berbiji makin susah ditemui di pasaran..

    Balas
    • wah.. terima kasih Mas Redika atas informasinya, InsyaAllah ke depan saya akan membuat artikel yang berkaitan dengan perubahan kualitas pisang berdasarkan jenis-jenisnya…

      Balas
  2. Jd inspirasi.. Kripik kulit pisang, dan yg mau diet bisa ni.. Konsumsi pisang yg blm bgtu masak.. Siipppplah.. Semoga dietq tdk gagal kali ini.. Tenkyu infonya sist😘😘😘

    Balas
    • Kerepik kulit pisang mungkin bagus asalkan tidak kebanyakan minyak ya bund.. hehehe Dietnya yang penting seimbang dan konsumsi karbonya tidak berlebihan bund,, banyak makan sayur, buah, dan produk susu seperti yoghurt bagus bund..

      Balas

Tinggalkan komentar

error: Maaf Konten Bersifat Original, Hanya untuk Dibaca, Terimakasih !!