Standar mutu tahu kedelai
Standar mutu tahu diberlakukan untuk melindungi konsumen dari tahu tidak bermutu dan tidak sehat. Berdasarkan SNI atau syarat mutu tahu (SNI 01-3142:1998) tahu bermutu dinilai dari mutu keadaan (bau, rasa, warna, penampakan), mutu kimia (kadar abu, protein, serat kasar), bahan tambahan makanan, cemaran logam, cemaran arsen, dan cemaran mikroba.
Tahu merupakan sumber protein nabati. Kandungan gizinya diatur dalam SNI 01-3142:1998, antara lain: abu (maksimal 1%), protein (minimal 9%), lemak (minimal 0.5%), dan serat kasar (maksimal 0.1%). Tahu merupakan makanan yang sehat dan bernutrisi.
Selain dari sisi nilai nutrisinya, kita juga harus memerhatikan segi keamanannya. Yaitu berdasarkan kualitas kesegaran dan kehigienisannya. Tahu sehat merupakan tahu yang bernutrisi sekaligus dalam kondisi segar atau fresh dan higienis. Tahu segar dan higienis lebih minim resiko dari cemaran unsur mikrobiologis seperti bakteri E. coli dan salmonella.
Alangkah lebih baik, jika #sahabatMaw memerhatikan kemasan tahu, cara pedagang menyimpan tahu, dan memilih tahu yang masih segar atau fresh.
Selanjutnya, di rumah, #sahabatMaw bisa melakukan pengecekan ulang sebelum sahabat mengolahnya menjadi makanan. Berikut adalah cara mudah menilai atau mengenali tahu kedelai yang sehat. Supaya lebih jelas, simak pembahasan di bawah ini ya.