Pengaruh pengemasan selama penyimpanan
Daun pisang, plastik poliethylen, dan daun lontar
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Wulandari dkk., pada tahun 2012 , ia menyampaikan hasil penelitiannya bahwa, kemasan daun pisang dapat membantu mempertahankan kesegaran dan kandungan vitamin C pada cabai rawit (Capsicum frustescens L.). Daun pisang memiliki permeabilitas terhadap air dan udara (oksigen) yang tinggi. Oleh karena itu, pengemasan dengan daun pisang dapat menghambat aktivitas enzim, respirasi, dan metabolisme.
Kemudian, dalam penelitian yang dilakukan oleh Sine (2013), pengemasan cabai merah (Capsicum annum L.) menggunakan plastik poliethylen berlubang dan kemasan bakul daun lontar dapat memperlambat kematangan dan kelayuan, memperpanjang umur simpan, dan mempertahankan kandungan vitamin Cnya.
Kedua kemasan ini memiliki sifat permeabilitas gas rendah sehingga dapat menghambat respirasi, transpirasi, dan oksidasi. Selain itu daun lontar memiliki lapisan berlemak atau kutin. Lapisan ini dapat menghambat aliran panas sehingga menghambat aktivitas enzim (Sine, 2013).
Daun lontar dan plastik poliethylen kedap terhadap oksigen. Selain itu, daun lontar memiliki lapisan lilin dan tidak tembus cahaya. Sehingga kedua kemasan ini mampu menghambat reaksi oksidasi vitamin C pada cabai merah (Sine, 2013).
Selain cara menyimpannya, cara mengolah cabai juga mempengaruhi kadar antioksidannya (vitamin C dan beta-karoten). Suhu, waktu, dan media memasak berpengaruh terhadap antioksidan di dalam makanan.